Kalimat Pembuka

SELAMAT DATANG ! SALAM KIMIA !

Minggu, 10 April 2016

Praktikum : Uji Larutan Asam Basa Menggunakan Indikator Alami Ubi Ungu

MENENTUKAN TRAYEK PH DAN WARNA
DARI INDIKATOR ALAMI
KULIT UBI UNGU
 Disusun oleh :
      Cindy Paramitha (9)
      Donny Segovia Setiawan (10)
      Erwin Purnama (11)
      Felicia Augusta Wangsa (12)

XI IPA 1
SMA XAVERIUS 1 JAMBI
Maret 2016



Kata Pengantar 
                 
              Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan penyertaanNya, penulis dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Ibu Elizabeth selaku guru kimia kami tepat waktu.
                  Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang terlibat dalam praktikum kali ini. Pertama, terima kasih kepada Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan yang tak pernah lelah untuk memberikan ilmu yang tentunya sangat membantu penulis dalam menyelesaikan laporan praktikum kali ini.
                     Tak ada gading yang tak retak. Laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, apabila terdapat kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis. Penulis juga ingin mengucapkan maaf apabila masih terdapat beberapa kesalahan. Akhir kata, penulis berharap agar laporan pratikum ini dapat bermanfaat bagi semua orang.


Jambi,  10  April 2016

Penulis


TUJUAN

Tujuan dari praktikum kali ini adalah menentukan daerah trayek PH dan perubahan warna indikator alami kulit ubi ungu pada larutan uji asam, netral, dan basa.


MANFAAT


Melalui praktikum ini diperoleh pemahaman bahwa indikator dapat berubah warnanya dalam larutan asam, netral, dan basa sesuai dengan trayek PH nya masing-masing.

TEORI SINGKAT

Indikator adalah asam lemah yang terdisosiasi dalam air menurut reaksi : 

Indikator merupakan asam lemah yang akan membentuk kesetimbangan dalam air. Indikator asam lemah [HIn] sendiri memiliki warna yang berbeda dari anionnya [In-].
Jika indikator bereaksi dengan larutan asam maka terjadi pergeseran kesetimbangan ke arah kiri sehingga indikator menunjukkan warna 1 [HIn]. Sebaliknya, jika indikator bereaksi dengan larutan basa maka terjadi pergeseran kesetimbangan ke arah kanan sehingga indikator menunjukkan warna 2 [In-]. Namun, jika indikator bereaksi dengan larutan netral maka tidak terjadi perubahan warna pada indikator.

Tingkat keasaman ataupun kebiasaan dari suatu larutan diukur dengan menggunakan alat bernama pH meter. Tingkat keasaman ataupun kebiasaan suatu larutan memiliki batasan/kisaran pH yang dapat menyebabkan indikator berubah warna. Kisaran tersebut disebut trayek pH. Apabila pH < trayek pH, maka indikator akan menampilkan warna asamnya. Sebaliknya, bila pH > trayek pH, maka indikator akan menampilkan warna basanya.

METODE

·             1. Alat dan Bahan :

a)Kulit ubi ungu (100 gram)
b)Gelas air mineral
c)Label
d)Sendok
e)Tissue

           Larutan yang digunakan :

a)HCl
b)CH3COOH
c)NaCl
d)Al2(SO3)4
e)Air Hujan
f)Indikator Ekstrak kulit ubi ungu
g)Air Sabun
h)Air Mineral
i)Na2CO3
j)NaOH

ekstrak kulit ubi ungu

2. Cara Kerja :


HASIL PENGAMATAN


Hasil larutan uji yang telah ditambahkan indikator


Tabel trayek pH dan warna



 Perhitungan Nilai Ka Indikator


Nilai Ka indikator dapat dihitung menggunakan persamaan:

Melalui persamaan tersebut, dapat dicari nilai HIn, In-, dan H:


Dari nilai-nilai yang telah didapat tersebut, kita dapat mencari nilai Ka indikator :



 Jadi, nilai Ka dari indikator alami kulit ubi ungu ialah: 1,995283293 x 10 -13


DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Ubi ungu merupakan salah satu jenis tanaman yang sering diolah menjadi pangan tradisional. Di dalam ubi ungu ini terkandung zat antosianin yang bersifat antioksidan dan dapat mencegah kanker, jantung, tekanan darah tinggi, dan katarak. Antosianin sendiri merupakan zat warna alami golongan flavonoid yang tersebar luas di alam. Senyawa ini memberikan warna merah, ungu, dan biru pada beberapa jenis tanaman. Dalam tanaman, antosianin ditemukan hampir di seluruh bagian tanaman, salah satunya di bagian kulit tanaman. Karena adanya antosianin inilah, kulit ubi ungu dapat dijadikan indikator alami.
Zat antosianin merupakan senyawa asam lemah  organik. Zat ini bersifat tidak stabil dan mudah terdegradasi. Stabilitasnya dipengaruhi oleh pH, suhu, cahaya, enzim, oksigenasi, dan perbedaan struktur serta konsentrasi dalam antosianin. Indikator kulit ubi ungu ini sendiri lebih stabil pada media asam. Hal ini dapat dilihat dari hasil eksperimen dimana larutan yang memiliki pH 1-6 berwarna merah hingga kunIng kecoklatan, sedangkan larutan yang memiliki pH 8-14 berwarna hijau dengan tingkat kepekatan yang berbeda-beda. Namun, antosianin dapat digunakan untuk menampilkan berbagai variasi warna dalam rentang pH 1-14.
Lantas, mengapa kita perlu membungkus botol yang  berisi filtrat kulit ubi ungu dengan kertas sebelum digunakan? Hal ini dikarenakan efek pencahayaan pada antosianin yang terdapat pada kulit ubi ungu bekerja 2 arah. Pada satu sisi cahaya sangat diperlukan pada bio sintesis antosianin, tetapi berpengaruh juga terhadap degradasinya. Maka dari itu, kita perlu membungkus botol berisi filtrat kulit ubi ungu karena antosianin dapat lebih lama dan lebih baik dalam menyimpan warna dalam kondisi gelap.
Keanehan pun terlihat saat kami menuangkan indikator  kulit ubi ungu ke dalam NaOH. Pada saat kami menuangkannya, terjadi perubahan warna dari putih menjadi hijau sangat tua. Namun, selang beberapa waktu, warna hijau tersebut berubah menjadi warna coklat tua. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini dikarenakan NaOH yang terlahir bereaksi dengan indikator menyerap CO2 yang terdapat di udara. Hal ini mengakibatkan dihasilkannya senyawa karbonat. Dengan dihasilkannya senyawa karbonat tersebut, NaOH yang telah bereaksi dengan indikator itu akan menurunkan sedikit pHnya, sehingga warnanya pun berubah menjadi coklat tua.
Nilai Ka dari indikator kulit ubi ungu 1,995283293x10 -13 menunjukkan bahwa indikator kulit ubi ungu merupakan asam lemah karena senyawa HIn terurai menjadi ion HDan Incenderung sedikit.
Namun, mengapa nilai Ka dari indikator malah jauh dari nilai trayek pH yang berkisar antara 7-7,7 ? pH indikator seharusnya mendekati netral. Namun, pada praktikum kali ini, indikator kulit ubi ungu ditambahkan etanol 70%. Etanol sendiri merupakan senyawa yang bersifat asam. Akibatnya, indikator kulit ubi ungu yang seharusnya nilainya mendekati trayek pH akan menurunkan pHnya, sehingga berdampak pada saat perhitungan Ka nya.


KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah diperoleh dapat disimpulkan :
- Di dalam indikator kulit ubi ungu terdapat zat antosianin yang memberikan perubahan warna dari merah hingga hijau tua pada larutan – larutan yang telah disiapkan.
-  Trayek pH antara 7,0 – 7,7
-  Indikator kulit ubi ungu lebih sesuai dengan larutan yang bersifat asam
-   Daerah dibawah pH (asam) antara 2,8 – 3,4
-   Daerah di atas pH (basa) antara 8,5 – 14,8
- Nilai Ka yang diperoleh dari persamaan adalah 1,995283293x10-13
SARAN

o   Saat melakukan pengukuran pH menggunakan pH meter sebaiknya ditunggu hingga hasil yang didapatkan benar-benar stabil.
o Saat akan menggunakan pH meter dengan larutan yang berbeda, pH meter sebaiknya dibilas menggunakan air dan tissue terlebih dahulu agar hasil pH yang didapatkan akurat.
o Praktikum dikerjakan dengan cepat sebab terdapat beberapa zat yang cepat terurai bila bereaksi dengan udara.
o Perbedaan warna antara larutan yang satu dengan yang lain hanyalah sedikit, sehingga perlu diperhatikan dengan seksama.


KATA PENUTUP

Kami selaku tim praktikum dan penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Elizabeth yang terus membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan praktikum dan laporan ini tepat waktu. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca semuanya maupun bagi peneliti berikutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media


KONTRIBUTOR

Guru Pembimbing
Elizabeth Tjahjadarmawan, S.SI. , M.Pd

Desain blog
Cindy Paramitha

Penulis
Cindy Paramitha

Editor
Felicia Augusta Wangsa

Dokumentasi
Donny Segovia dan Erwin Purnama



Tidak ada komentar:

Posting Komentar